Aplikasi All Indonesia telah resmi diluncurkan sebagai sistem digital terintegrasi untuk menyederhanakan proses deklarasi kedatangan penumpang internasional di seluruh bandara dan pelabuhan di tanah air. Mulai 1 Oktober 2025, setiap penumpang yang datang dari luar negeri diwajibkan untuk mengisi deklarasi imigrasi, bea cukai, kesehatan, dan karantina melalui aplikasi ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, fitur deklarasi kesehatan dalam aplikasi ini akan menjadi alat vital untuk memperkuat kewaspadaan terhadap penyakit menular. Wamenkes Prof. Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa sistem digital ini akan mempercepat dan mempermudah deteksi dini penyakit saat penumpang tiba di negara ini.
“Dengan adanya All Indonesia, Kementerian Kesehatan dapat lebih cepat mendeteksi ancaman penyakit menular serta faktor risiko lainnya,” ujar Prof. Dante dalam sebuah keterangan pers resmi. Langkah ini diharapkan dapat mendukung upaya menjaga keamanan kesehatan nasional dengan lebih efektif.
Sebelum ada aplikasi ini, proses deklarasi kesehatan masih dilakukan secara manual atau menggunakan platform yang terpisah. Kini, data kesehatan yang dicatat langsung terintegrasi dengan sistem imigrasi, bea cukai, serta karantina, memungkinkan analisis data secara real-time guna mengantisipasi potensi wabah lintas negara.
Aplikasi All Indonesia dan Uji Coba di Bandara Utama
Aplikasi All Indonesia telah melalui uji coba yang dimulai sejak Juli 2025 di tiga bandara utama yaitu Soekarno-Hatta di Jakarta, Juanda di Surabaya, dan Ngurah Rai di Bali. Setelah menerima hasil evaluasi yang positif, rencana implementasi aplikasi ini pun diperluas ke seluruh bandara dan pelabuhan internasional di Indonesia.
Kementerian Kesehatan juga menegaskan bahwa pengembangan sistem ini akan tetap berlanjut untuk menjamin perlindungan data pribadi serta keamanan informasi. Dengan adanya integrasi lintas sektor ini, pemerintah berharap akan ada peningkatan kepercayaan internasional terhadap layanan publik Indonesia.
Tujuan dari aplikasi ini bukan hanya untuk kepentingan kesehatan, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan pengalaman pengunjung saat tiba di Indonesia.
Peluncuran Aplikasi dan Dampaknya Terhadap Prosedur Kedatangan
Peluncuran resmi aplikasi dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, yang disaksikan oleh sejumlah pejabat dari berbagai kementerian. AHY menyatakan bahwa aplikasi ini merupakan langkah signifikan untuk menyederhanakan prosedur kedatangan di titik-titik masuk negara.
“Kesan pertama yang diperoleh pengunjung di bandara sangat penting, baik bagi wisatawan maupun investor,” kata AHY. Ia menegaskan bahwa jika pelayanan di bandara memuaskan, hal tersebut dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.
AHY menambahkan bahwa All Indonesia bukan sekadar teknologi baru, tetapi juga bagian dari reformasi tata kelola publik yang ditekankan oleh pemerintah. Inisiatif ini dinilai sebagai kebutuhan mendasar dan bukan hanya sekedar gimmick.
Kepentingan Nasional dan Kesiapsiagaan Kesehatan
Selain mempermudah proses kedatangan, All Indonesia juga berperan penting dalam menjaga keamanan kesehatan di negara ini. Dengan fitur yang terintegrasi, pemerintah dapat melakukan pemantauan lebih efektif terhadap potensi penyebaran penyakit dari luar negeri. Tujuan utamanya adalah melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman kesehatan global.
Sistem yang terintegrasi ini memungkinkan pemerintah untuk segera merespons jika terdeteksi adanya kasus penyakit menular, sehingga dapat diambil tindakan yang diperlukan sebelum situasi menjadi lebih serius. Hal ini sangat penting dalam konteks global yang semakin berisiko terhadap wabah penyakit.
Tidak hanya itu, aplikasi ini juga akan mejadi bagian dari sistem manajemen kesehatan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan untuk melakukan analisis data kesehatan secara mendalam. Ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh warga negara dan pengunjung.